Di senja ini aku mendapat
pelajaran. Aku tahu persis bahwa sutradara dari segala scenario kejadian yang
ada di atas bumi ini ialah Tuhan. Dialah yang Maha Empunya. Dialah yang Maha Tahu
dan Maha Bijak. Tuhan adalah sumber segala kebenaran. Kebenaran yang hakiki.
Kebenaran yang tak dapat dipertanyakan apalagi didiskusikan. Kehidupan manusia
pada dasarnya terkoridorkan atas kebenaran – kebenaran, namun kebenaran pun
terkadang bias. Dia, si penulis scenario kehidupan, tidak akan merestui
kelalaian manusia yang membiaskan kebenaran.
Dengan caranya, Ia membentuk
cinta sempurna di antara sepasang suami – istri. Cinta yang tanpa pertanyaan.
Cinta yang hanya ingin memberi dan sama sekali tidak menuntut balas. Hal yang
membuka mata mereka terhadap kebenaran. Karena cintalah mereka mengalah.
Mengalah terhadap ego diri masing – masing untuk sekedar menjadikan kekasih
hati menjadi yang utama. Ia yang tanpa pertanyaan itu membentuk suatu hubungan
yang tidak terelakkan meskipun kebenaran bias menancap di salah satunya.
Sehingga Tuhan yang adalah sumber
kebenaran yang hakiki, meminjam cinta di antara sepasang kekasih itu untuk
mengoreksi kelalaian manusia. Ia menggerakkan hati pasangan yang lainnya untuk
tidak berhenti menjadikan ‘kebenaran’ menjadi benar dengan berbagai cara.
Pengorbanan adalah bukti dari cinta yang sempurna. Mengesampingkan kepentingan
bahkan keselamatan diri untuk memburu cintanya yang berada di balik jeruji.
Ketika manusia melihat kebenaran yang hakiki itu dan bersedia untuk
mengoreksinya meskipun hambatan di depan bak gunung es yang sanggup meruntuhkan
Titanic, disanalah kata mustahil menjadi tanpa arti. Namun belum sampai di
sana, Ia akan mengujimu, menguji ketahanan diri dan keteguhan hatimu. Kamu akan
hampir menyerah, namun jika tepat di masa itu kau menolak maka yang ada di
depanmu hanyalah mukjizat. Segala rencanamu menjadi rancanganNya dan segala
ciptaanNya akan mendukungmu untuk menyelesaikannya hingga tuntas. Hingga
kebenaran dibuktikan agar manusia belajar untuk tidak lagi berlaku lalai.
Itulah yang kudapat setelah menyaksikan The Next 3 Days.
Rabu, 29 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar